SELAMAT DATANG DI BLOG Q... V

Rabu, 06 Juni 2012

ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN DENGAN KASUS DISTOSIA BAHU TERHADAP Ny.Nani DI RB KASIH BUNDA WAY JEPARA LAMPUNG TIMUR TAHUN 2006


I.                   Data Subyektif

Pada tanggal 17 Juni 2006
             1.   Identitas    
                   Nama Istri         : Ny. Nani                          Nama Suami     : Tn.Kateno
                   Umur                 : 26 th                                Umur                : 28 th
                   Agama               : Islam                                Agama              : Islam
                   Suku                  : Jawa                                 Suku                 : Jawa
                   Pendidikan        : SMU                                Pendidikan       : SMU
                   Pekerjaan           : IRT                                  Pekerjaan          : Swata
                   Alamat              : Lab-da                             Alamat             : Lab-da

2.   Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak ketiga usia kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air- air sejak tanggal 16 Juni 2006 pukul 07.00 WIB

perubahan fisiologis dan psikologis pada persalinan kala 1


Perubahan fisiologis dan psikologis pada kala I


2.1.1 Perubahan fisiologis pada persalinan

Sejumlah perubahan fisiologis ang normal akan terjadi selama persalinan,hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda,gejala tertentu dan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa tidak persalinan kala I.

a. Perubahan tekanan darah

Perubahan darah meningkat selama konstraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg diantara konstraksi-konstraksi uterus,tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi konstraksi. Arti penting dan kejadian ini adalah untuk memastikan tekanan darah yang sesungguhnya,sehingga diperlukan pengukuran diantara konstraksi. Jika seorang ibu dalam keadan yang sangat takut/khawatir,rasa takutnyalah yang menyebabakan kenaikan tekanan darah. Dalam hal ini perlu dilakukan pemeriksaan lainnya untuk mengesampingkan preeklamsia. Oleh karena itu diperlukan asuhan yang mendukung yang dapat menimbulkan ibu rileks/santai.
Posisi tidur telentang selama bersalin akan menyebabkan penekanan uterus terhadap pembuluh darah besar (aorta) yang akan menyebabkan sikulasi darah baik untuk ibu maupun janin akan terganggu,ibu dapat terjadi hipotensi dan janin dapat asfiksia.

PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYAKIT YANG LAZIM TERJADI PADA IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS”


“PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYAKIT YANG LAZIM TERJADI PADA IBU HAMIL, BERSALIN DAN NIFAS”

A.    Deteksi Dini Terhadap Kelainan, Komplikasi Dan Penyakit Yang Lazim Terjadi Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan dan pengawasan terhadap ibu hamil sangat perlu dilakukan secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan,persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu juga untuk mendeteksi dini adanya kelainan, komplikasi dan penyakit yang biasanya dialami oleh ibu hamil sehingga hal tersebut dapat dicegah ataupun diobati. Dengan demikian maka angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dapat berkurang.
1.     Pemeriksaan Kehamilan Dini (Early ANC Detection)
Idealnya wanita yang merasa hamil bersedia untuk memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-kurangnya 1 bulan. Dengan demikian, jika terdapat kelainan pada kehamilannya tersebut akan lekas diketahui dan segea dapat diatasi. Oleh karena itu, setiap wanita hamil sebaiknya melakukan kunjungan antenatal sedikitnya 1 kali pada trimester 1 ( sebelum minggu ke 14 ).
Pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan dini, yaitu :
a.     Anamnesa
Anamnesa adalah tanya jawab antara penderita dan pemeriksa. Dari anamnesa ini banyak keterangan yang diperoleh guna membantu menegakkan diagnosa dan prognosa kehamilan.
1)     Anamnesa Sosial ( biodata dan latar belakang sosial )
2)     Anamnesa Keluarga
3)     Anamnesa Medik
4)     Anamnesa Haid
5)     Anamnesa Kebidanan

Siklus Menstruasi

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Minggu, 03 Juni 2012

7 Makanan Super untuk Kesehatan Wanita

Beberapa jenis makanan tertentu diketahui memiliki kemampuan dalam menangkal penyakit. Para ahli gizi menyebutnya sebagai makanan super. Berikut ini adalah 7 (tujuh) makanan terbaik yang harus masuk dalam program diet Anda, khususnya bagi para wanita untuk mencegah risiko timbulnya penyakit seperti osteoporosis, jantung, kanker leher rahim, dan kanker payudara. 
1. Tomat
Seperti diketahui, buah merah ini kaya akan kandungan likopen yang memainkan peran penting dalam menangkal kanker payudara dan leher rahim. Bahkan sebuah studi menunjukkan konsumsi tomat dapat menyehatkan jantung. Setelah mengamati hampir 40.000 wanita, para peneliti asal Boston menyimpulkan, likopen juga melindungi jantung. Untuk meningkatkan kadar antioksidan dan likopen, disarankan untuk mengonsumsi tomat setelah dimasak.
2. Biji bunga flax
Biji flax (sejenis rami, seperti wijen, Linum usitatissimum) merupakan makanan yang kaya manfaat. Pada dasarnya flax terbagi dua varietas, yakni flax coklat dan kuning keemasan. Flax biasanya diolah untuk industri linen dan minyak biji rami.
Para ahli dari Mayo Clinic menemukan, 40 gram biji rami dapat mengurangi gejala serangan panas yang kerap dialami wanita menopause. Beberapa laporan menunjukkan rami dapat menurunkan kolesterol "jahat" atau LDL dan trigliserida. Dalam studi di Cina diketahui manfaat tersebut lebih jelas pada wanita. Sementara itu pada flax cokelat atau emas, memainkan peran dalam memerangi kanker payudara.
Peringatan: Wanita hamil dan ibu menyusui tidak disarankan mengonsumsi biji rami.

Minggu, 27 Mei 2012

PEMBERIAN TABLET Fe PADA IBU HAMIL UNTUK MENCEGAH ANEMIA

PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi Hal ini juga diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia  gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20% (Prawirohardjo,2002). Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. 36% (atau sekitar 1400 juta orang) dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang sedang berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di negara maju hanya sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 juta orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1% (SKRT 2001). Lautan J dkk (2001) melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 (74%) menderita anemia, dan 13 (42%) menderita kekurangan besi.1